PEMBAHASAN
KURIKULUM RENCANA PELAJARAN (1947 – 1968)
Kurikulum yang digunakan di Indonesia dipengaruhi oleh tatanan sosial politik Indonesia. Negara-negara penjajah yang mendiami wilayah Indonesia ikut juga mempengaruhi sistem pendidikan nasional di Indonesia. Pada masa penjajahan Belanda setidaknya ada tiga sistem pendidikan dan pengajaran yang berkembang saat itu:
- Sistem pendidikan Islam yang di selenggarakan
pesantren.
- Sistem pendidikan Belanda yang diatur dengan
prosedur yang ketat dari mulai aturan siswa, mengajar, sistem pengajaran
dan kurikulum semua di atur oleh pemerintahan Belanda.
- Sistem pendidikan pribumi yang diselenggarakan oleh
pemerintah Belanda, peserta didiknya hanya orang-orang ningrat saja.
Prosedur pendidikan Belanda diatur dengan
prosedur yang ketat di mulai aturan siswa, pengajaran, sistem pengajaran.
kurikulum sistem prosedural seperti ini sangat berbeda dengan sistem
pendidikan Islam yang telah di kenal sebelumya. Sistem pendidikan Belanda pun
bersifat diskriminatif. Sekolah-sekolah di bentuk dengan membedakan
pendidikan antara anak belanda anak Timur asing dan anak pribumi.
a.
Rencana
pelajaran 1947
Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rentjana Pelajaran 1947. Ketika itu penyebutannya lebih populer menggunakan leer plan (rencana pelajaran) ketimbang istilah curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana Pelajaran 1947 bersifat politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masih menerapkan kurikulum Belanda, yang orientasi pendidikan dan pengajarannya ditujukan untuk kepentingan kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkan Pancasila Situasi perpolitikan dengan gejolak perang revolusi, maka Rencana Pelajaran 1947 baru diterapkan pada tahun 1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran 1947 sering juga disebut kurikulum 1950. Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangat sederhana, hanya memuat dua hal pokok, yaitu daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, serta garis-garis besar pengajarannya. bentuknya memuat dua hal pokok:
1. Daftar mata pelajaran dan
jam mengajar
2. Garis-garis besar
pengajaran (GBP)
Kelebihan dan kekurangan kurikulum tahun 1947
Kelebihan :
- Lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang
berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain.
Kelemahan :
- Kurikulum pendidikan Indonesia masih dipengaruhi system
pendidikan kolonial belanda dan jepang.
b.
Rencana Pelajaran Terurai 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rencana Pelajaran Terurai 1952. Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran pada masa Mr. Soewandi sebagai Menteri PP dan K (Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan) adalah dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional. Sebagai konsekuensi dari perubahan sistem itu, maka kurikulum pada semua tingkat pendidikan mengalami perubahan pula, sehingga yang semula diorientasikan kepada kepentingan kolonial maka kini diubah selaras dengan kebutuhan bangsa yang merdeka. Salah satu hasil panitia tersebut yang menyangkut kurikulum adalah bahwa setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
• Pendidikan pikiran harus dikurangi
• Isi pelajaran harus dihubungkan
terhadap kesenian
• Pendidikan watak
• Pendidikan jasmani
• Kewarganegaraan dan masyarakat
Kelebihan:
- Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu system
pendidikan nasional.
Kelemahan:
- Masih kurangnya tenaga pengajar.
- Tidak di dukung dengan fasilitas yang memadai.
c. Kurikulum
1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rencana Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional, keterampilan, dan jasmani. Pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
d. Kurikulum 1968
Lahirnya Orde Baru memberikan warna tersendiri dalam sistem pendidikan Indonesia. Sesuai dengan ketetapan TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, maka dirumuskan mengenai tujuan pendidikan sebagai bentuk manusia Pancasila sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945. Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi mental. Moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina atau mengembangkan fisik yang kuat dan sehat.
Kelebihan:
- Bertujuan pada pembentukan manusia pancasila sejati.
- Struktur pendidikan dari pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kelemahan:
- Muatan materi masing-masing mata pelajaran masih
bersifat teoritis dan belum terikat erat dengan keadaan nyata dalam
lingkungan sekitar.
KURIKULUM BERORIENTASI
PENCAPAIAN TUJUAN (1975-1994)
Kurikulum ini menekankan pada isi atau materi pelajaran yang bersumber dari disiplin ilmu. Penyusunannya relatif mudah, praktis, dan mudah digabungkan dengan model yang lain. Kurikulum ini bersumber dari pendidikan klasik, perenalisme dan esensialisme, berorientasi pada masa lalu. fungsi pendidikan adalah memelihara dan mewariskan ilmu pngetahuan, teknologi, dan nilai-nilai budaya masa lalu kepada generasi yang baru.
a) Kurikulum 1975
Latar belakang ditetapkanya Kurikulum 1975
sebagai pedoman pelaksanaan pengajaran di sekolah menurut Menteri Pendidikan
Republik Indonesia Sjarif Thajeb, adalah:
- Selama Pelita I, yang dimulai pada tahun 1969, telah
banyak timbul gagasan baru tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
- Adanya kebijaksanaan pemerintah di bidang pendidikan
nasional yang digariskan dalam GBHN yang antara lain berbunyi : “Mengejar
ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempercepat
lajunya pembangunan.”
- Adanya hasil analisis dan penilaian pendidikan nasional
oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaaan mendorong pemerintah untuk
meninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.
- Adanya inovasi dalam system belajar-mengajar yang
dianggap lebih efisien dan efektif yang telah memasuki dunia pendidikan
Indonesia.
- Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan
untuk meninjau sistem yang kini sedang berlaku.
- Diperlukan peninjauan terhadap Kurikulum 1968 tersebut
agar sesuai dengan tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menggunakan prinsip-prinsip di antaranya sebagai berikut.
- Berorientasi pada tujuan. Pemerintah merumuskan
tujuan-tujuan yang harus dikuasai oleh siswa yang lebih dikenal dengan
hirarki tujuan pendidikan.
- Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya
tujuan-tujuan yang lebih integratif.
- Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal
daya dan waktu.
- Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal
dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
- Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan
kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (Drill). Pembelajaran
lebih banyak menggunaan teori Behaviorisme, yakni memandang keberhasilan
dalam belajar ditentukan oleh lingkungan dengan stimulus dari luar, dalam
hal ini sekolah dan guru.
Kurikulum 1975 memuat ketentuan dan pedoman yang meliputi unsur-unsur :
1) Tujuan institusional.
Berlaku mulai SD, SMP maupun SMA. Tujuan
Institusional adalah tujuan yang hendak dicapai lembaga dalam melaksanakan
program pendidikannya.
2) Struktur Program Kurikulum.
Struktur program adalah kerangka umum program
pengajaran yang akan diberikan pada tiap sekolah.
3) Garis-Garis Besar Program Pengajaran
3) Garis-Garis Besar Program Pengajaran
Garis-Garis Besar Program Pengajaran, memuat
hal-hal yang berhubungan dengan program pengajaran, yaitu.
Kelebihan Kurikulum 1975
- Menekankan pada pendidikan yang lebih efektif dan
efisien dalam hal daya dan waktu
- Menganut sistem yang senantiasa mengarah kepada
tercapainya tujuan yang spesifik,dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku siswa
Kelemahan Kurikulum 1975
Guru dibuat sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran
b) Kurikulum 1984
Sidang umum MPR 1983 yang produknya tertuang dalam GBHN 1983 menyiratkan keputusan politik yang menghendaki perubahan kurikulum dari kurikulum 1975 ke kurikulum 1984, karena sudah dianggap tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi . Secara umum dasar perubahan kurikulum 1975 ke kurikulum 1984 di antaranya adalah sebagai berikut.
- Terdapat beberapa unsur dalam GBHN 1983 yang belum
tertampung ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah.
- Terdapat ketidakserasian antara materi kurikulum
berbagai bidang studi dengan kemampuan anak didik.
- Terdapat kesenjangan antara program kurikulum dan
pelaksanaannya di sekolah.
- Terlalu padatnya isi kurikulum yang harus diajarkan
hampir di setiap jenjang.
- Pelaksanaan Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB)
sebagai bidang pendidikan yang berdiri sendiri mulai dari tingkat
kanak-kanak sampai sekolah menengah tingkat atas termasuk Pendidikan Luar
Sekolah.
- Pengadaan program studi baru (seperti di SMA) untuk
memenuhi kebutuhan perkembangan lapangan kerja.
Kelebihan kurikulum 1984
- Pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intlektual dan
emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal,
baik dalam ranah kognitif, afektip, maupun psikomotor.
Kekurangan Kurikulum 1984
- Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
- Banyak sekolah kurang mampu menafsirkan, yang terlihat
adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di sana
sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model
berceramah.
c) Kurikulum 1994
Adapun yang menjadi latar belakang di berlakukan kurikulum 1994 adalah sebagai berikut:
- Bahwa sesuai dengan undang – undang Dasar 1945 mengamanatkan
upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang di
atur oleh undang-undang
- Untuk mewujudkan pembangunan Nasional di bidang
pendidikan diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan
pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kesenian , perkembangan masyrakat serta kebutuhasn
pembangunan .
- Dengan berlakunya undang-undang Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentanmg sistem pendidikan Nasional
maka kurikulum sekolah menengah umum perlu disesuaikan denga peraturan
perundang – undang tersebut.
POKOK KURIKULUM
1994
Terdapat ciri-ciri
yang dominan dari pemberlakuan kurikulum 1994 di antaranya:
- Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan
sistem caturwulan
- Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi
pelajaran yang cukup padat (berorientasi pada materi (isi)
- Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang
memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh
Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah
yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan
lingkungan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.
- Dalam melaksanakan kegiatan , guru hendaknya memilih dan
menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik
secara mental, fisik dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat
memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen.
Divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban) dan
penyelidikan.
- Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya
disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berfikir
siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara
pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang
menekankan keterampilan menyelesaikan sola dan pemecahan masalah.
- Pengajaran dari hal yang kongkrit ke hal yang abestrak,
dari hal yang mudah ke yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang
komplek.
- Pengulangan – pengulangan materi yang di anggap sulit
perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.
Kelebihan Kurikulum 1994
- Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
- Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak,
dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang
kompleks.
Kekurangan Kurikulum 1994
- Aspek yang di kedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu
padat.
- Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid.
- Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata
pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
- Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena
kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang
bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
- Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit
perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.
PERSAMAAN KURIKULUM 1968, 1975, 1984, dan 199
- Dirancang berdasarkan landasan yang
sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945.
- Tujuan dan isi kurikulum diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan pada setiap tahunnya.
- Peningkatan mutu pendidikan mencakup pengembangan
dimensi manusia seutuhnya yakni aspek-aspek moral, ahlak, budi pekerti,
perilaku, pengetahuan, kesehatan, ketrampilan, dan seni yang bermuara pada
peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui
pencapaian kompetensi peserta didik.
PERBEDAAN KURIKULUM 1968, 1975, 1984, DAN 1994
a. Kurikulum 1968
“Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945”.
b. Kurikulum 1975
“Membentuk manusia pembangunan yang berpancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang bermaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945”.
c. Kurikulum 1984
“Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah airagar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
d. Kurikulum 1994
d. Kurikulum 1994
“Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (2004)
Pengertian Kurikulum 2004 (KBK)
Dalam dokumen kurikulum 2004 dirumuskan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah (Depdiknas 2002).
Kelebihan Kurikulum KBK
- Mengembangkan kompetensi-kompetensi siswa pada setiap
aspek mata pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata
pelajaran itu sendiri
- Mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student oriented). Siswa dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar
dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh
serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, siswa dapat
belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan
mendengar, belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar
dengan memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat
diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa,
berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut
dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
- Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap
aspek dari suatu mata pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap
kekurangan peserta didik.
- Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan
siswa untuk mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan
dengan penilaian yang terfokus pada konten.
Kelemahan Kurikulum KBK
- Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti
kurikulum-kurikulum sebelumnya yang lebih pada teacher oriented
- Kualitas guru, hal ini didasarkan pada statistik, 60%
guru SD, 40% guru SLTP, 43% SMA, 34% SMK dianggap belum layak untuk
mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu 17,2% guru atau setara
dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Kualitas SDM kita
adalah urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human Development Index.
- Sarana dan pra sarana pendukung pembelajaran yang belum
merata di setiap sekolah, sehingga KBK tidak bisa diimplementasikan secara
komprehensif.
- Kebijakan pemerintah yang setengah hati, karena KBK
dilaksanakan dengan uji coba di beberapa sekolah mulai tahun pelajaran
2001/2002 tetapi tidak ada payung hukum tentang pelaksanaan tersebut.
- Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada
urutan standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru
untuk merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
Perbandingan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum 1994
PERSAMAAN
- Pendidikan dasar 9 tahun
- Penekanan pada kemampuan Membaca, Menulis, dan
Berhitung
- Konsep-konsep dan materi pokok (esensial) pada setiap
mata pelajaran untuk mencapai kompetensi
- Adanya muatan lokal
- Alokasi waktu setiap jam pelajaran tetap 45 menit untuk
SMP/MTs dan SMA/MA
PERBEDAAN
- Pemberdayaan sekolah dan daerah --> Sentralistik
- Memuat Standar Kompetensi ---> Tidak memuat standar
kompetensi
- Kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan
terprogram ---> Tidak ada kegiatan pembiasaan perilaku terintegrasi dan
terprogram
- Pengenalan mata pelajaran TIK ---> belum ada mata
pelajaran TIK
- Penilaian Berbasis Kelas (PBK) --> Meskipun sudah
disarankan untuk melakukan PBK, kenyataannya masih didominasi penilaian
pilihan ganda
- Pendekatan tematik di kelas I dan II SD/MI untuk
memperhatikan kelompok usia --> Pendekatan tematik di kelas I dan II
SD/MI hanya disarankan
- Kesinambungan pemeringkatan kompetensi bahan kajian
dari kelas I sampai kelas XI --> Tidak ada kesinambungan pemeringkatan
kompetensi bahan kajian dari kelas I sampai kelas XII
- Silabus disusun oleh daerah dan atau sekolah sesuai
dengan kebutuhan dan kemampuannya --> Memberikan peluang pada
guru/sekolah/daerah untuk mengembangkan potensinya
KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN (2006)
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikukulum terbaru di indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
KTSP merupakan
kurikulum yang disempurnakan dari kurikulum 2004 (KBK). Kurikulum ini disusun
oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Prinsipnya hampir sama
dengan KBK. KTSP diberlakukan mulai tahun 2006/2007. Dalam kurikulum ini
pemerinyah hanya sebagai pengembang kompetensi standar isi dan kelulusan. Selanjutnya
sekolah bebas menyusun kurikulum sesuai dengan keadaan sekolah dan siswa didik.
KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam UU RI no. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam KTSP pendekatan belajar berbasis materi, jam belajar dan struktur program.
Kelebihan KTSP :
- Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam
penyelenggaraan pendidikan.
- Mendorong para guru, kepala sekolah dan pihak manajemen
sekolah semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program
pendidikan.
- KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk
menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu bagi kebutuhan
siswa.
- KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat
padat dang memberatkan kurang lebih 20%.
- KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada
sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan.
Kelemahan KTSP
- Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP
pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada.
- Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung
sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.
- Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara
komprehensif baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.
- Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam
pelajaran akan berdampak berkurang pendapatan guru.
G. Persamaan dan Perbedaan antara KBK dengan
KTSP
Persamaan KBK dan KTSP
- Memiliki tujuan yang sama terhadap kemajuan dunia
pendidikan yaitu untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten
dan cerdas dalam membangun identitas budaya dan bangsa, berbudi pekerti
yang luhur serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Sama-sama bergantung pada materi yang mengacu kepada
silabus.
Perbedaan KBK dan KTSP
- Dalam KBK guru lebih aktif menjelaskan, sedangkan KTSP
guru cenderung menunggu pendapat siswa.
- KBK lebih mengutamakan diskusi kelompok, sedangkan
KTSP kelompok kerja.
- Jumlah pelajaran KBK lebih banyak dari KTSP.
- KBK alokasi waktu pada setiap pertemuan lebih banyak,
sedangkan KTSP alokasi waktu pada pertemuan lebih sedikit.
Pengertian Kurikulum secara umum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. (BSNP,2006: 1)
Sedangkan kurikulum terbaru saat ini yang digunakan di Indonesia yaitu Kurikulum Tahun 2013, di mana kurikulum ini lebih mirip dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ini ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Walaupun hampir mirip dengan model Kurikulum Berbasis Kompetensi, akan tetapi masih ada juga perbedaan-perbedaannya. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan kemampuan yang mereka miliki. Di dalam kurikulum ini memandang bahwa setiap peserta didik itu memiliki potensinya masing-masing yang perlu digali dan dikembangkan, sehingga kelak potensinya tersebut dapat bermanfaat di dalam kehidupan si peserta didik nantinya dalam bermasyarakat. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa setiap peserta didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa guru hanya sebagai fasilitator saja. Peran peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran itu lebih diutamakan, sehingga potensi-potensi yang ada di dalam diri peserta didik menjadi lebih tersalurkan dan dapat berkembang. Penyelenggaraan pendidikan seperti yang disampaikan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan.
Kelemahan kurikulum 2013
Walaupun kurikulum belum sepenuhnya terlaksana tetapi mempunyai beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut.
- Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki
kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
- Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses
pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai
karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
- Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat,
karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda
Persamaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya
- Kurikulum 2006 (KTSP) dan Kurikulum 2013 sama-sama
menampilkan teks sebagai butir-butir KD.
- Untuk struktur kurikulumnya baik pada KTSP atau pada
2013 sama-sama dibuat atau dirancang oleh pemerintah tepatnya oleh
Depdiknas.
- Beberapa mata pelajaran masih ada yang sama seperti
KTSP.
- Terdapat kesamaan esensi kurikulum, misalnya pada
pendekatan ilmiah yang pada hakekatnya berpusat pada siswa. Dimana siswa
yang mencari pengetahuan bukan menerima pengetahuan.
Jadi, kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
KURIKULUM
INTERNASIONAL
a.
Kurikulum Negara Denmark
Kurikulum dalam pendidikan Denmark pada umumnya memang tidak
terlihat formal. Mereka tidak membiasakan para pengajar untuk memberikan materi
dan pelajar diam mendengarkan. Jadi, para pengajar tidak menggunakan komunikasi
satu arah. Mereka cenderung membuat kelas interaktif dan menitik beratkan pada
materi sehingga kelas lebih seperti ruang debat. Pelajar diharapkan untuk
mengajukan pertanyaan yang berkualitas. Dalam proses ini secara keseluruhan ada
pertukaran ide dan pengetahuan secara tidak langsung. Dengan adanya pertukaran
tersebut pelajar diharapkan mendapatkan manfaatnya. Pelajar didorong
untuk berpikir kritis dan bebas mengeluarkan pendapatnya.
Kurikulum ini memang dirancang untuk meningkatkan kreativitas,
ekspresi diri, berpikir analitis dan kritis dari mahasiswa. Pelajar di Denmark
diharapkan untuk terlibat dalam proses belajar mereka sendiri. Pelajar
ditanamkan gagasan “bertanggung jawab untuk belajar sendiri”. Mereka pun dapat
terlibat langsung dalam proses pembelajaran dan menjadi mandiri dalam belajar.
Jika
kalian mahasiswa di Denmark kalian akan menghadiri kuliah, belajar mandiri dan
melaksanakan proyek-proyek sendiri ataupun dalam kelompok belajar.
Proyek-proyek ini akan menantang kalian untuk bebas berpikir, untuk menggunakan
inisiatif dan kreatif. Metode ini memberikan pengalaman dalam menggunakan
pengetahuan baru untuk memecahkan masalah kompleks di dunia nyata.
Pengajaran juga tidak akan banyak berada di dalam kelas karena
lebih banyak berbentuk kelompok ataupun sendiri dimana pengajar nantinya hanya
menjadi konsultan. Selain itu dengan terbiasa bekerja bukan hanya sebagai
individu, tetapi juga sebagai anggota dari kelompok, akan melatih kita untuk
bekerja bersama tim, berkerjasama dengan rekan kerja dan berkomunikasi.
Denmark juga sangat mengedepankan originalitas karya. Walaupun
hanya sekedar essay dan ada kalimat kutipan yang tidak diberi tanda kutipan
bisa dianggap sebagai menjiplak. Jika itu terjadi dapat dianggap sebagai
pelanggaran akademik. Kesalahan akademik juga dapat penipuan ujian. Ini adalah
contoh dari apa yang bisa kesalahan akademis atau penipuan:
·
Mengklaim kredit untuk
karya orang lain tanpa persetujuan mereka dan tanpa sepengetahuan.
·
Penggunaan ide atau
kata-kata orang lain tanpa otorisasi dan kutipan yang tepat.
·
Penggunaan sumber yang
tidak sah.
·
Pemalsuan atau fabrikasi
data atau dokumen.
·
Membantu orang lain
dalam apapun di atas.
·
Jika menegaskan bahwa
mahasiswa telah melakukan plagiat atau penipuan ujian itu dapat dikenakan
sanksi dari ujian, suspensi dari satu atau lebih semester, atau dalam beberapa
kasus bahkan pengusiran.
Kira-kira
bisa disimpulkan begini..
Ciri
khas gaya pengajaran di Denmark:
·
Pembelajaran berpusat
pada siswa dan debat terbuka selama kelas
·
Siswa dan guru
berkolaborasi lebih dekat
·
Budaya kuliah
dikombinasikan dengan mengerjakan proyek dimana posisi guru sebagai konsultan
·
Partisipasi aktif dan
pemecahan masalah daripada menjadi pendengar pasif
·
Fokus pada mengubah
pengetahuan baru dan mencari solusi inovatif
Yang
didapatkan pelajar:
·
Kemampuan berkomunikasi
yang baik dan keterampilan interpersonal
·
Kemampuan untuk bekerja
secara analitik dan kreatif dalam memecahkan masalah
·
Kemampuan untuk bekerja
secara mandiri maupun sebagai anggota tim
·
Kualifikasi yang diakui
secara internasional
·
Profil internasional dan
landasan terbaik untuk karir masa depan
Para
pengajar atau professor merupakan para professional dan ahli dibidangnya. Hal
ini menawarkan siswa sebuah perspektif praktis tak ternilai dari sudut pandang
profesional. Tidak hanya itu banyak lembaga pendidikan Denmark bermitra dengan
perusahaan lokal dan organisasi masyarakat untuk tujuan penelitian juga banyak
program menawarkan magang dan pengalaman kerja.
Dengan
begini pelajar diharapkan akan menjadi asset untuk perusahaan dan menjadi
pekerja yang bernilai nantinya. Karena metode ini membiasakan pelajar
bekerja di dunia pekerjaan sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://pendidikanekonomia.blogspot.co.id/2014/05/perkembangan-kurikulum-di-indonesia_862.html
Hamalik, Oemar. 1990. Pengembangan Kurikulum,
Dasar-dasar dan Pengembangannya. Bandung: Mandar Maju
Sanjaya Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Kencana
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2010. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.
http://etykurniyati.wordpress.com/2013/07/15/analisis-sejarah-kurikulum-di-indonesia/
Mulyasa, E. 2014. pengembangan dan Implementasi kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://studieropa.com/gaya-belajar-dalam-pendidikan-denmark/